Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Hidup WNI Eks Kombatan di Filipina Setelah Keluar dari Penjara

Kompas.com - 21/10/2020, 05:31 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang laki-laki sedang duduk sembari menyeruput segelas es teh ditemani aneka gorengan hangat di sebuah warung angkringan di daerah Pamularsih, Semarang, Jawa Tengah.

Mengenakan kemeja abu-abu dan masker hitam yang sedikit menggantung, dia tampak tersenyum ramah.

Laki-laki 44 tahun itu bernama Mahmudi Hariono yang karib disapa Yusuf.

Sebagai seorang mantan narapidana teroris sosoknya memang jauh dari kesan menyeramkan. Dia justru tampak murah senyum dan suka bercanda.

Dulunya, Yusuf pernah menjadi kombatan di Filipina.

Baca juga: Setelah Melahirkan, Istri Terduga Teroris Asal Indonesia Berniat Meledakkan Diri di Filipina

Selain itu, dia juga pernah bertandang ke pondok pesantren milik Amrozi, terpidana mati Bom Bali I, dengan harapan bisa menjadi relawan di negara konflik.

Selepas keluar dari penjara pada 2009, ayah tiga anak itu mengaku memang tidak mudah menjalani kehidupan.

Dia kerap mengalami berbagai kendala demi memulai kehidupan yang lebih baik.

Kendala ekonomi yang dihadapi membuatnya harus berjuang untuk bisa bertahan hidup.

"Waktu itu, saya divonis sepuluh tahun penjara. Saya jalani dengan masa pembebasan bersyarat, sehingga menjadi enam tahun. Saat mulai kehidupan baru kendala paling berat memang masalah ekonomi. Karena saat itu tidak punya pekerjaan," ceritanya kepada Kompas.com, Selasa (20/10/2020).

Baca juga: Sembunyikan Terduga Teroris, Martin Diciduk Densus 88

Hingga suatu saat dia mendapatkan pekerjaan di sebuah restoran.

Meskipun label sebagai mantan teroris masih melekat, tapi dia tak patah semangat menjalani pekerjaannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com