Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Advokat Minta Polisi Tangguhkan Penahanan 2 Mahasiswa Unissula

Kompas.com - 14/10/2020, 19:52 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Tim advokasi yang tergabung dalam Badan Konsultasi dan Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni (BKBH IKA) Fakultas Hukum Unissula mendatangi Mapolrestabes Semarang.

Mereka meminta polisi mengabulkan permohonan penangguhan penahanan terhadap dua mahasiswa yakni NA dan IR yang ditangkap saat demo menolak UU Cipta Kerja pada Rabu (7/10/2020).

"Sekitar 50 advokat turun mendampingi dua mahasiswa Unissula yang sedang ditahan agar bisa mendapatkan penangguhan," jelas Perwakilan BKBH Unissula, Viktor Nizam, Rabu (14/10/2020).

Baca juga: Ratusan Mahasiswa Semarang Tuntut 4 Rekannya Dibebaskan, Polisi: Saya Jamin Keselamatan Mereka

Pihaknya berharap polisi dapat memberikan penangguhan penahanan kepada dua mahasiswa.

Apalagi, lanjut dia, keduanya merupakan mahasiswa baru dan masih banyak kewajiban yang harus diselesaikan.

"Kita akan upayakan dua mahasiswa dari Unissula itu bisa ditangguhkan dan bisa meneruskan kuliah," ujarnya.

Dia menyebut Rektor Unissula Bedjo Santoso sudah bersedia menjadi penjamin agar penahanan dua mahasiswa tersebut dapat ditangguhkan.

Baca juga: Demo Tolak Omnibus Law di Semarang Ricuh, 269 Demonstran Diamankan

Sebelumnya, orangtua dari dua mahasiswa IA dari Undip dan MA dari Udinus telah mengajukan permohonan penangguhan penahanan kepada kepolisian pada Jumat (9/10/2020) melalui Tim Advokasi Pembela Kebebebasan Berpendapat Jawa Tengah.

Tim Advokasi Pembela Kebebebasan Berpendapat Jawa Tengah Kahar Muamalsyah mengungkapkan hingga saat ini pihak kepolisian belum memberikan respon terkait tindak lanjut dari permohonan penangguhan penahanan.

“Kami masih menunggu dan berharap ada respon dari kepolisian agar dikabulkan penangguhan penahanannya. Karena sudah kami ajukan hari Jumat lalu," ujarnya.

Dia menegaskan, orangtua kedua mahasiswa tersebut akan bertindak sebagai penjamin anaknya tidak akan melarikan diri dan tetap mengikuti proses hukum di kepolisian.

“Orangtua sudah meminta penangguhan tersebut dan bersedia menjadi penjamin serta akan kooperatif. Jadi kami akan terus dampingi," jelasnya.

Dia mengatakan, orangtua sangat berharap agar ke empat mahasiswa tersebut bisa ditangguhkan penahanannya.

“Karena sampai saat ini pihak keluarga juga belum bisa menemui para mahasiswa tersebut,” katanya.

Dalam kasus tersebut, polisi menetapkan tersangka karena melanggar pasal 170 ayat 1 KUHP terkait perusakan barang dan atau Pasal 406, 212, dan 216 KUHP karena tidak taat perintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com