Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kerumunan Antrean Saat Vaksinasi, Nakes di Jateng yang Disuntik Dibatasi 45 Orang

Kompas.com - 13/01/2021, 19:12 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap pertama bagi tenaga kesehatan yang bakal dilakukan pada Kamis (14/1/2021).

Secara teknis, proses vaksinasi bagi tenaga kesehatan yang telah terdaftar akan dibatasi jumlahnya sebanyak 45 orang di setiap fasilitas kesehatan.

Vaksinasi akan dibagi menjadi tiga sesi yang masing-masing sesi dibatasi jumlahnya sebanyak 15 nakes.

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan karena antrean.

Baca juga: Viral di Medsos, Istri Wakil Bupati Wajo Nyanyi dan Joget Abaikan Protokol Kesehatan

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan bahwa sistem vaksinasi sudah dibangun dengan baik.

Nakes yang akan mendapatkan vaksin tersebut harus terdaftar secara online melalui aplikasi.

Mereka akan mendapatkan barcode lengkap dengan tempat vaksinasi dan jam pelaksanaannya.

"Sistemnya sudah dibangun dengan baik, per titik yang melakukan vaksinasi, jumlahnya dibatasi kira-kira 3 kali 15 orang per hari. Jadi, sehari hanya sekitar 45 orang," jelas Ganjar usai mengecek kesiapan vaksinasi di Puskesmas Pandanaran dan RSUD Wongsonegoro Kota Semarang, Rabu (13/1/2021).

Ganjar melihat persiapan di puskesmas dan rumah sakit tersebut sudah dilakukan mulai dari penyediaan mekanisme antrean, meja pendaftaran, alat pengecekan kesehatan, tempat vaksinasi hingga ruang tunggu apabila terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

"Kalau persiapannya di dua titik saya lihat sudah siap, tadi Kadinkes Kota dan Kadinkes Provinsi sudah kerja sama dengan sejumlah puskesmas dan rumah sakit. Kalau dari sisi prosedur, saya kira tidak sulit karena mereka sudah berpengalaman," katanya.

Baca juga: Hapus Keraguan Masyarakat, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Siap Divaksin Covid-19

Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi membutuhkan kehati-hatian dan perawatannya tidak mudah.

"Ini kan sebenarnya sama dengan saat kita melakukan imunisasi pada anak-anak, jadi tidak terlalu sulit, tidak repot hanya memang kita butuh hati-hati untuk mengatur, melaksanakan, posisi supply kan tidak mudah maka kita mesti merawat kita pastikan betul-betul," katanya.

Meskipun vaksinasi akan segera dilakukan, Ganjar mengingatkan agar kedisiplinan protokol kesehatan tetap diterapkan secara ketat.

"Tapi meski vaksin sudah ada, tidak berarti protokol kesehatan mlempem lho ya. Jangan sampai, tetap protokol kesehatan mesti ketat," katanya.

Ganjar berharap tidak ada keraguan terkait vaksinasi karena MUI sudah menerbitkan sertifikasi halal dan BPOM sudah menyampaikan bahwa vaksin sudah oke.

"Jadi tidak ada yang perlu diragukan. Bahkan hari ini, Presiden sudah divaksin, saya lihat listnya ada tokoh agama, pejabat, TNI Polri, artis juga ada. Kita tunjukkan bahwa kita siap melaksanakan vaksinasi. Tidak boleh ada yang ragu, tidak boleh ada yang mendistorsi ini karena ini tidak hanya sekedar kepentingan individu, melainkan bangsa dan negara. Jadi semua harus ikut," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam menambahkan, pada proses vaksinasi tahap pertama, pelaksanaannya ada di 37 puskesmas, 19 rumah sakit serta satu Balkesmas.

"Kami buat sistem antreannya, jadi tidak berkerumun. Satu sesi kami batasi 15 orang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com